• Sejarah
  • Susunan Pengurus
  • Visi Misi

Logo

Menu
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Release
  • Download
  • Agenda
  • Komisariat – Rayon
    • Sunan Kalijaga
      • - Al-Ghozali
      • - Ibnu Sina
      • - Al-Maturidi
      • - Al-Haddad
      • - Al-Biruni
      • - Ibnu Kholdun
    • Sunan Ampel
      • - “Kawah” Chondrodimuko
      • - “Penakluk” Al-Adawiyah
      • - “Perjuangan” Ibnu Aqil
      • - “Pencerahan” Galileo
      • - Ekonomi “Moch. Hatta”
      • - “Radikal” Al-Faruq
    • Brawijaya
      • - Humaniora
      • - Palapa
      • - Pertanian
      • - Teknologi Pertanian
      • - Musa Al-Jabar
      • - Pancasila
      • - FIA
      • - Budaya
    • Unisma
      • - Rosalia Hibrida
      • - Rona Galusia
      • - Ar-Rozi
      • - Al-Hasanah
      • - Sunan Bonang
      • - Al-Farabi
      • - Al-Kindi
      • - Al-Hikam
      • - Al-Fanani
    • Merdeka
      • - Fisip
      • - Gajah Mada
      • - Hukum
      • - Teknologi Informasi
      • - Teknik
    • UMM
      • - FKIP
      • - Ahmad Dahlan
      • - Teknik
      • - Ekonomi
      • - Cakrawala
    • Teknologi
      • - FTI
    • Gajayana
    • Country Unitri
      • - Nusantara
      • - Revolusi
      • - Fisip Ad-Dakhil
    • Ibnu Rusyd
      • - Ki Hajar Dewantara
      • - Tan Malaka
    • Asia
      • - Al-Hasani
      • - Al-Husaini
    • Budi Utomo
      • - Jong Java “Tri Koro Dharmo”
      • - Jong Kholifah
    • Raden Paku
    • KHR As’ad Syamsul Arifin

PMII Tidak Hanya NU

Oleh Admin | Pada 03-04-2015 | Dibuka 2.999 kali | 8 Komentar
Karya Tulis
Penulis

Penulis

(Tanggapan Atas Artikel “NU Kembali Ke Khittah, PMII Siap Kembali Ke NU”, Karya Muhammad Romadloni PW)

Terus terang saya merasa berterimakasih kepada sahabat PW (Begitu beliau disapa), karena sudah memberikan secercah ide melalui tulisannya tentang PMII-NU yang sebelumnya penulis mesara kehabisan pembahasan lagi.

Baiklah, awalanya, hal ini bermula dari kejanggalan penulis pada redaksional kata “PMII’ dalam artikel berjudul “NU Kembali ke Khittah, PMII siap kembali Ke NU”. Penulis menilai redaksional “PMII” (yang merupakan subjek jawaban dari tawaran dependensi PBNU dalam artikel tersebut) itu secara gramatika bahasa seakan mengatasnamakan institusi formal PMII. tentunya jika atasnama institusi formal PMII, harus dikeluarkan resmi oleh PB PMII sebagai institusi tertinggi PMII, bukan personal kader PMII. Namun jika dicermati dengan seksama, konten artikel tersebut lebih mengatasnamakan personal kader daripada institusi resmi PMII, dengan demikian dalam tata bahasa Indonesia, redaksional dalam judul tersebut nampaknya kurang pas jika atasnama personal kader. Kejelasan judul itu sangat penting dalam penulisan karya ilmiah.

Kemudian, secara historis, dalam diskusi dan pembacaan penulis pada buku “Simpul-Simpul Sejarah Perjuangan PMII”. memang salah satu dari 13 deklarator PMII itu berasal dari IMANU yang merupakan motor politik partai NU diranah kampus atau mahasiswa. Namun, motif utama ada dan lahirnya PMII adalah karena konfik internal mahasiswa NU ditubuh HMI salah satunya karena tidak bebasnya ruang gerak mahasiswa NU dalam internal HMI. Adapun “tugas” PMII (yang baru lahir tersebut) untuk menjadi motor politik pencari suara partai NU diranah kampus dan mahasiswa adalah konsekuensi politik PMII karena menjadi organisasi sayap “partai” NU kala itu, bukan PMII lahir karena ingin membantu suksesi partai NU (Paragraf ke dua).

Serta perlu diungkapkan dengan jelas, kader basis mana yang menganggap bahwa PMII lahir karena untuk menghindari politik praktis. Dan kader NU muda dari kampus besar mana yang mengatakan jika PMII tidak memiliki arah dan induk yang jelas hingga tidak patut untuk diikuti (Paragraf ke enam)?. Perlu diketahui, PMII di kampus-kampus besar negeri seperti ITS, ITB, dan UI, perilaku kadernya sangat islami serta programnya begitu kental dengan amaliyah aswaja. Hal ini penulis dapat dari sahabat yag pernah silaturrahim ke komisariat yang bersangkutan dan untuk di UI saya pernah diskusi sama Sahabat Akbar, Ketua Komisariat PMII UI tahun 2014 silam ketika penulis ke Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa PMII di “imani” oleh kader-kader NU dikampus besar negeri favorit.

Juga, yang sedikit penulis bingungkan, perjuangan PMII yang mana yang dilakukan atasmana NU? (paragraf ke tujuh). Sepengetahuan penulis selama berproses di PMII mulai dari rayon hingga cabang, PMII tidak pernah berjuang mengatasnamakan NU, yang ada PMII berjuang atasnama islam Ahlussunnah Wal Jamaah dan nilai-nilai idealisme ke indonesiaan. Memang secara kultural keagamaan, PMII mempunyai kesamaan kultur dengan NU. Tapi, secara yuridis, PMII adalah organisasi independen yang tidak boleh mengintervensi dan diintervesi oleh pihak lain. Jika mempunyai spirit kebangsaan yang sama, tetap dapat bersinergi secara profesional tanpa perlu saling mengintervensi (Paragraf 10).

Adapun pentingnya melindungi kampus dari paham radikal dan liberal (Paragraf 11) pada dasarnya bukan hanya tanggungjawab PMII, tapi semua organisasi kemahasiswaan yang berasaskan Pancasila utamanya berpaham Ahlussunah Wal Jamaah. Serta argumen pentingnya lebel “resmi” NU pada PMII untuk melancarkan penguasaan kampus umum (Paragraf 12) utamanya negeri favorit tersebut. Nampaknya kurang tepat, hal ini dapat kita bercermin dari IMM banom Muhammadiyah, apakah IMM dapat banyak meraup lokus-lokus strategis dalam politik kampus serta kuantitas kadernya banyak? Jawabannya, jangankan dikampus umum, di kampus Muhammadiyah saja mereka kesulitan bersaing dengan organ lain, apalagi dikampus umum. Bagaimana dengan KAMMI sayap PKS? KAMMI hingga kini hanya besar di kampus negeri favorit kota-kota besar. Untuk kampus islam dan umun di daerah-daerah, mereka masih belum punya ruang gerak. Jadi, tidak semudah yang diasumsikan, begitu “nempel” dengan lebel ormas populis dapat dengan mudah menguasai kampus. Serta dengan independensinya PMII justru dapat leluasa berkarya dan berfikir kreatif untuk menanggulagi dekadensi pemikiran dan kaderisasi (Paragraf 14).

Terkait beberapa kader PMII yang kurang paham dan menjalankan nilai-nilai islam aswaja, produk hukum PMII, dan nilai-nilai ke-Indonesia-an, itu adalah murni masalah internal yang harus diperbaiki oleh tingkat insitusi PMII terkait. Dan semua jenis organisasi pasti mengalami pasang-surut, bukan karena tidak bergabung dan melakukan kolektif universal pada ormas tertentu (Paragraf 15 & 16). Bahkan kalau boleh jujur, organisasi yang lebih rapi secara administratif dan prograsif kaderisasinya adalah PMII dibanding NU. Sababat dapat bandingkan kop surat NU antar daerah, pasti perbedaannya lebih banyak. Serta jika dilihat sistem dan keteraturan kaderisansinya, masih lebih bagus PMII. Hal ini penulis ketahui karena keluarga penulis adalah nahdliyin struktural. Juga, jika PMII menjadi banom NU rasanya sulit PBNU mengabulkan harapan Sahabat PW untuk mengutamakan PMII dalam berbagai hal daripada banom “senior” lainnya. Mengingat sepembacaan terahir penulis, PBNU kini mempunyai 15 banom dan lajnah, jika hal ini terjadi, maka tidak dielakkan jika “kakak-kakak” banom dan lajnah lainnya saling “mengadu alis” pada PMII.

PMII Tidak Hanya NU

Memang, kita tidak boleh mengingkari sejarah, bahwa PMII lahir dari anak-anak muda NU dan berjuang serta besar (sebelum independen) bersama NU. Namun, pasca deklarasi independensi di Murnajati yang kemudia dikenal dengan Deklarasi Murnajati tahun 1972 di Kota Malang hingga kini, ada perubahan diranah basis. Jika sebelum independensi anggota dan kader PMII adalah murni dari kalangan Nahdliyin,. Tapi, pasca independensi hingga kini anggota dan kader PMII tidak semuanya nahdliyin, namun juga Muhammadiyah, Al Irsyad, islam kejawen, abangan, bahkan di Komisariat Brawijaya ada dari keluarga LDII dan PKS, bahkan juga di UNIKAMA anggota (kultural) PMII berhasil menjadi Presiden Mahasiswa yang didukung penuh oleh PMII.

Artinya, kondisi diranah basis hari ini jauh lebih dinamis daripada jaman tahun 70an. Bukan berati PMII tidak punya jati diri, namun PMII dapat menerapkan makna islam nusantara dengan cerdas secara praktik. Pertanyaan besarnya adalah. Jika PMII menjadi banom ormas NU (anggota ormas NU tentu harus NU), lantas, mau dibagaimanakan kader non NU diranah basis tersebut? dipaksa menjadi NU atau dikeluarkan dari PMII jika tidak bersedia? Sedangkan pengabdian, loyalitas dan perjuangan mereka begitu tinggi dan sangat berkontribusi bagi organisasi. Lantas, dengan seperti apa kita memaknai “islam indonesia” tersebut?. Jadi, jika PB PMII menerima tawaran PBNU secara sepihak, kemungkinannya akan ada dua; Pertama, PB PMII buta kondisi basis atau Kedua, PB PMII tidak peduli dengan kondisi basis.

Bilamana demikan, maka rekomendasinya adalah Kongres Luar Biasa (KLB), karena PB PMII melanggar amanah Kongres ke-XVIII di Jambi tahun kemarin.

 

Abdul Fatah
Kader (hampir) Mujtahid (tak bersertifikat Halal), PC. PMII Kota Malang

Recent Posts

  • Pengumuman Peserta SKK V

    29-01-2019 - Dibuka 90 kali - 0 Komentar
  • Pengumuman Peserta Sekolah Kader KOPRI (SKK) V PC PMII Kota Malang

    27-01-2019 - Dibuka 117 kali - 0 Komentar
  • Pengumuman Peserta PKL XXI PMII Kota Malang

    15-12-2018 - Dibuka 696 kali - 0 Komentar

8 Responses to “PMII Tidak Hanya NU”

  1. 04-04-2015

    mawardi Balas

    Jelas harus KLB, melanggar AD/ART.

  2. 04-04-2015

    kader agak mujtahid Balas

    PB PMII sepertinya tidak jelas bersikap. Kemungkinannya 2: 1. Bingung mau bertindak, 2. Tidak memperdulikan suara baisis.

    Jika PB totaliter, kita gulingkan!

  3. 04-04-2015

    Zuhry Balas

    sepakat sahabat (kader agak mujtahid), sejatinya harus KLB jika PB PMII sewenang-wenang. Merdeka..!!!

  4. 04-04-2015

    orie, kader sok mujtahid Balas

    Jika pmii kembali ke nu, maka hmi boleh masuk pmii layaknya hmi masuk ansor dll

  5. 05-04-2015

    amin Balas

    balek nang NU ae bro, ben proyek lancar. B-)

  6. 06-04-2015

    bambang Balas

    dr malang ada sahbat karebet, coba di lobi……..

  7. 10-04-2015

    beni Balas

    karebet juga pro sahabat hampir semua yang aktif di lembaga nu, pro.
    surabaya tak bersuara, dijejelin proyekkah?

  8. 06-09-2015

    Mujtahid aseli Balas

    Sy setuju, namun apakh kita bisa bertanggung jwb apabila pmii ditunggangi proyekan yg sering kita dengar?
    apakah bisa memurnikan islam nusantara yg dulu walisongo ajarkan atas dasar islam-budaya yg masih kita pertahankan sekarang?

Leave a Reply to Zuhry

Leave a Reply to Zuhry Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*


  • Populer
  • Terbaru
  • Komentar
  • Hukum Disiplin Bagi Basis, Namun Tumpul Keatas

    08-03-2015 - Dibuka 2.746 kali - 12 Komentar
  • Jangan Paksakan Kami Dengan Kehendak Otoritarian

    01-04-2015 - Dibuka 2.982 kali - 11 Komentar
  • Organisasi Terbesar Yang Pernah Ada, Namun Hari Ini Mulai Dikotomi

    28-03-2015 - Dibuka 5.380 kali - 9 Komentar
  • Menyoal Interdependensi NU-PMII

    24-03-2015 - Dibuka 4.121 kali - 7 Komentar
  • Independensi Bukanlah Masalah, Kecuali Kita Sendiri yang Mempermasalahkannya

    01-04-2015 - Dibuka 1.783 kali - 3 Komentar
  • Pengumuman Peserta SKK V

    29-01-2019 - Dibuka 90 kali - 0 Komentar
  • Pengumuman Peserta Sekolah Kader KOPRI (SKK) V PC PMII Kota Malang

    27-01-2019 - Dibuka 117 kali - 0 Komentar
  • Pengumuman Peserta PKL XXI PMII Kota Malang

    15-12-2018 - Dibuka 696 kali - 0 Komentar
  • Pengumuman Lolos Persyaratan Administrasi dan Jadwal Wawancara Peserta PKL PMII Kota Malang

    10-12-2018 - Dibuka 771 kali - 0 Komentar
  • Term of Reference PKL XXI PC PMII Kota Malang

    17-11-2018 - Dibuka 442 kali - 0 Komentar
  • PKD XIII Rayon Ekonomi Moch. Hatta : Bersinergi Bersama Masyarakat

    semoga apa yang dicita-citakan oleh PMII rayon ekonomi moch. hatta...
    14-04-2016 - bustanul ulum
  • PMII Komisariat KHR. As’ad Syamsul Arifin adakan PKD II “terbentuknya kader kritis transformatif”

    terus semangat dalam perjuangan untuk ideologi bangsa
    17-03-2016 - alimmustofa
  • PKL RI 100 PC PMII Kota Malang

    Mantaapp, semangat pergerakan
    01-03-2016 - Mukhammad Rofiuddin
  • PMII Komisariat KHR. As’ad Syamsul Arifin adakan PKD II “terbentuknya kader kritis transformatif”

    Assalamualaikum salam pergerakan kunjungi Pula web IKA PMII Provinsi...
    31-01-2016 - Andi PMII Lampung
  • Ironis; Disaat Rakyat Menjerit, Mahasiswa Bungkam

    […] Dilansir dari: www.pmiikotamalang.or.id […]
    11-12-2015 - IRONIS; DISAAT RAKYAT MENJERIT, MAHASISWA BUNGKAM | IKA-PMII Unitri Malang

TWITTER

Tweets by @pmiikotamalang

FACEBOOK

GALERI

bedah buku Benturan NU PKI

DOWNLOAD

Formulir Pendaftaran beserta Surat Pernyataan Peserta SKID 2019 68.95 KB
Download
Term of Reference Sekolah Kader Islam Dakwah (SKID) 2019 1.60 MB
Download
Term of Reference SKK V PC PMII Kota Malang 1.13 MB
Download
Jadwal Screening Peserta SKK V KOPRI PC PMII Kota Malang tahun 2019 102.15 KB
Download

CARI TULISAN

ARSIP

KALENDER

Februari 2019
S S R K J S M
« Jan    
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728  
  • Sejarah
  • Susunan Pengurus
  • Visi Misi
© 2015. All Rights Reserved. Created by PC. PMII Kota Malang